Siapa yang tidak tau telur, tentu semua orang tau telur. Kebanyakan orang
menyatakan bahwa memecah telur di bagian sisinya jauh lebih mudah
ketimbang di ujungnya. Orang awam sejak lama telah mengetahui hal ini.
Namun, mengapa bisa demikian? Para ilmuwan baru saja mengungkap
alasannya.
Penelitian terbaru ini membantu para pakar rekayasa
biologi untuk lebih memahami struktur biologis sel-sel berbentuk lonjong
seperti telur ayam. Respons sel-sel berbentuk lonjong terhadap
pengobatan juga dipelajari.
Dua tim peneliti yang berbeda,
bekerja secara independen, mengembangkan cara untuk mengetahui seberapa
kuat sel berbentuk lonjong seperti telur serta terbuat dari apa sel
tersebut. Penelitian mereka akan diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters edisi mendatang.
Objek
berbentuk lonjong atau oval--kerap disebut ovoid--banyak dijumpai di
alam. Telur ayam, organel sel, dan kulit luar dari sejumlah virus
memiliki bentuk lonjong. Bagian terkuat dari objek lonjong adalah pada
ujungnya. Semakin kecil sudutnya, semakin kuat dan kaku bagian ujung
tersebut.
Jumat, 07 September 2012
LAPAN A2 satelit buatan Indonesia
Indonesia, negara kita yang tak ingin kalah dalam pembuatan teklologi satelit. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) berhasil
menyelesaikan Satelit Lapan A2 yang merupakan suksesor dari Satelit
Lapan Tubsat. Jika sebelumnya pembangunan Lapan Tubsat dilakukan di
Technische Universitat Berlin, Jerman, maka untuk penggarapan Lapan A2
sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur,
Bogor, Jawa Barat.
"Pokoknya Lapan A2 100 persen buatan dalam negeri, proses pengerjaan sudah rampung dan rencananya sama seperti pendahulunya satelit ini akan kita luncurkan menggunakan roket dari Sriharikota, India," ujar Suharmanto, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan ketika di temui di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/8/2012).
Menurut Suharmanto, Lapan A2 memiliki keunggulan sensor dibanding Lapan Tubsat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Lapan A2 memiliki tiga fungsi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit dengan sensor Automatic Identification System (AIS) ini dipercaya dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2.
"Pokoknya Lapan A2 100 persen buatan dalam negeri, proses pengerjaan sudah rampung dan rencananya sama seperti pendahulunya satelit ini akan kita luncurkan menggunakan roket dari Sriharikota, India," ujar Suharmanto, Kepala Pusat Teknologi Satelit Lapan ketika di temui di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat, Jumat (30/8/2012).
Menurut Suharmanto, Lapan A2 memiliki keunggulan sensor dibanding Lapan Tubsat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Lapan A2 memiliki tiga fungsi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal, dan komunikasi radio amatir. Satelit dengan sensor Automatic Identification System (AIS) ini dipercaya dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2.
Struktur sosisal milik Bakteri mirip manusia
Bakteri, kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Para Ilmuwan mengatakan bahwa mikroorganisme seperti bakteri dapat
membentuk tipe yang sama terkait struktur sosial yang ada pada hewan
maupun spesies tanaman lainnya, tak terkecuali manusia. Ilmuwan dari
Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Amerika
Serikat, melakukan studi yang berfokus pada agresi atau kompetisi antara
koloni bakteri kecil di ekosistem yang sama.
Ilmuwan juga menemukan bahwa sekelompok bakteri memiliki hubungan erat, di mana mereka mampu menghasilkan serangkaian senyawa kimia yang mampu menghancurkan mikroorganisme lain dari jenis yang sama. Bakteri tersebut juga tetap menjaga kelompoknya agar tidak terkena dampak dari senyawa kimia tersebut.
Beberapa kelompok bakteri juga diketahui dapat memperlambat pertumbuhan dan memilih untuk tidak tidak membunuh musuhnya. Ilmuwan telah melaporkan studinya dalam jurnal Science yang diterbitkan pada 7 September 2012.
Ilmuwan juga menemukan bahwa sekelompok bakteri memiliki hubungan erat, di mana mereka mampu menghasilkan serangkaian senyawa kimia yang mampu menghancurkan mikroorganisme lain dari jenis yang sama. Bakteri tersebut juga tetap menjaga kelompoknya agar tidak terkena dampak dari senyawa kimia tersebut.
Beberapa kelompok bakteri juga diketahui dapat memperlambat pertumbuhan dan memilih untuk tidak tidak membunuh musuhnya. Ilmuwan telah melaporkan studinya dalam jurnal Science yang diterbitkan pada 7 September 2012.
Antena yang membuat koneksi WiFi bisa kencang
Jangan di tanya lagi dari judulnya aja udah bikin kemajuan teknologi susah sangat cepat. ya benar dan ternyata para peneliti dari A*STAR Institute of Microelectrics (IME) telah mengembangkan antena berkinerja tinggi berbasis silikon cavity-backed slot (CBS) yang beroperasi pada 135 Ghz. Antena tersebut dapat menghasilkan transmisi sinyal yang lebih kuat selama on-chip antena berjalan pada 135 GHz.
Antena ini memiliki dimensi 1.6mmx1.2mm, dengan demikian ini merupakan antena CBS yang berbasis silikon terkecil yang dapat terintegasi dengan sirkuit aktif. Inovasi IME ini akan membantu mewujudkan sistem komunikasi nirkabel dengan ukuran yang lebih kecil dan hapir dua pertiga lebih murah ketimbang antena CBS konvensional. Demikian dilansir dari Sciencedaily, Jumat (31/8/2012).
Antena ini memiliki dimensi 1.6mmx1.2mm, dengan demikian ini merupakan antena CBS yang berbasis silikon terkecil yang dapat terintegasi dengan sirkuit aktif. Inovasi IME ini akan membantu mewujudkan sistem komunikasi nirkabel dengan ukuran yang lebih kecil dan hapir dua pertiga lebih murah ketimbang antena CBS konvensional. Demikian dilansir dari Sciencedaily, Jumat (31/8/2012).
Planet alien berekor panjang telah di temukan
Alien ? apakah mereka ada atau tidak, misteri yang masih belum terpecahkan sampai saat ini namum baru - baru saja para astronom menemukan sebuah ekor berdebu yang memanjang dari planet
alien atau planet yang berada di luar tata surya. Ekor ini merupakan
tanda planet tersebut dalam proses kehancuran.
Dilansir dari Live Science, Jumat (7/9/2012), Mei lalu, mereka telah mengumumkan deteksi sebuah planet alien yang kemungkinan sedang hancur. Ukurannya kurang lebih mirip dengan Planet Merkurius.
Kini sekelompok astronom lainnya menemukan bukti baru berupa awan debu raksasa yang dikeluarkan oleh planet tersebut, serupa ekor sebuah komet. Ini merupakan bukti kuat hancurnya sebuah planet.
Kedua penelitian tersebut menggunakan pengamatan dari teleskop luar angkasa Kepler milik NASA. Teleskop tersebut menemukan planet alien dengan cara menandai pudarnya kecerahan cahaya ketika planet tersebut melintasi bintang induknya.
Dilansir dari Live Science, Jumat (7/9/2012), Mei lalu, mereka telah mengumumkan deteksi sebuah planet alien yang kemungkinan sedang hancur. Ukurannya kurang lebih mirip dengan Planet Merkurius.
Kini sekelompok astronom lainnya menemukan bukti baru berupa awan debu raksasa yang dikeluarkan oleh planet tersebut, serupa ekor sebuah komet. Ini merupakan bukti kuat hancurnya sebuah planet.
Kedua penelitian tersebut menggunakan pengamatan dari teleskop luar angkasa Kepler milik NASA. Teleskop tersebut menemukan planet alien dengan cara menandai pudarnya kecerahan cahaya ketika planet tersebut melintasi bintang induknya.
Langganan:
Postingan (Atom)